Kamis, 24 Januari 2013

Makna Dibalik Nama Gunung Slamet




GUNUNG “Slamet” di Jawa Tengah menyimpan makna, setidaknya dari nama yang disematkan selama ini. Nama “Slamet” terdengar lebih menyejukkan disbanding Merapi misalnya, yang mengesankan suasana garang.

Ternyata orang tua jaman dahulu sadar betul bahwa keselamatan (dalam makna yang seluas-luasnya) merupakan modal sosial yang tak ternilai. Keadaan slamet jauh lebih penting dari harta dan kedudukan. Segala atribut kesenangan duniawi tak ada maknanya jika diri tidak selamat.

Maka pemberian nama “Slamet” merupakan bagian dari kearifan lokal untuk menyadarkan manusia agar mau menjaga keselamatan hidup dengan menjaga lingkungan secara baik. 

Nama Gunung Slamet pun memiliki sejarah tersendiri. Kata "Slamet" artinya Selamat. Lewat buku "Three Old Sundanese Poems", terbitan KITLV Leiden tahun 2006, J. Noorduyn menyebutkan bahwa nama gunung Slamet adalah relatif baru, yakni saat masuknya Islam ke Jawa, dengan merujuk kepada naskah kuno Sunda Bujangga Manik. Adapun nama lama dari gunung ini adalah Gunung Agung yang artinya Gunung yang sangat tinggi dan dipuja. (www.berita8.com).

Pergantian nama ini berdampak positif. Nama Gunung Agung terkesan berlebihan seolah menandingi kebesaran Tuhan yang menciptakan gunung itu. Dengan demikian telah terjadi pergeseran makna secara radikal, yang semula mengandung pemberhalaan berubah menjadi pesan (doa) keselamatan. 

Dan kita tahu, dalam realitasnya, gunung Slamet tampak lebih bersahabat dengan manusia. Meskipun dalam tataran geologis tergolong gunung yang masih aktif, toh warga sekitar tidak terlalu merisaukannya. Mungkin ada semacam keyakinan bahwa nama “Slamet” telah menjadi gembok pengunci pintu bencana. Dan sejarah pun membenarkan. Dari sekian letusan gunung Slamet, konon tidak memakan korban jiwa. 

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/anthropology/2282620-makna-dibalik-nama-gunung-slamet/#ixzz2IteS0CSi

0 komentar:

Posting Komentar